HAMKA adalah salah seorang sastrawan legendaris di Indonesia. Beliau selain dikenal sebagai sastrawan juga sebagai ulama. Nama HAMKA sendiri merupakan singkatan dari kepanjangan namanya yaitu Haji Abdul Malik bin Karim bin Amrullah. Beliau banyak menulis buku-buku agama islam terutama buku akhlak dan tasawuf.
HAMKA juga membuat beberapa buku tafsir, salah satu buku tafsir terkenal karangan HAMKA adalah Tafsir Al Azhar. Tapi juga ternyata banyak buku fiksi karya HAMKA, beberapa diantaranya bahkan sudah di filmkan lho.
Naah, dalam artikel ini saya akan coba mengulas buku fiksi karya HAMKA. Beberapa ciri khas buku-buku novel HAMKA yang saya suka adalah bahasanya yang indah dan ceritanya santun meskipun itu bertema kisah percintaan di dalamnya. HAMKA juga banyak mengangkat latar budaya daerah dalam kisah-kisah novelnya. Okee baiklah dengan tidak berpanjang kata langsung saja yuuuks saya bahas deh buku fiksi karya HAMKA ini.
Buku Fiksi Karya HAMKA
HAMKA menulis banyak karya fiksi, beberapa diantaranya sangat terkenal dan kisahnya legendaris. Beberapa karyanya juga cetak ulang hingga puluhan kali, saking larisnya.HAMKA memang sudah tiada namun karyanya abadi di hati pembaca setia buku-bukunya. Indonesia patut berbangga memiliki penulis buku hebat sekaligus ulama seperti HAMKA.
1. Terusir
Ada beberapa versi sumber yang saya dapat mengenai kapan novel ini pertama kali terbit tahun 1940. Novel terusir sudah banyak diterbitkan ulang dan tidak hanya satu penerbit Buku ini diterbitkan juga oleh penerbit luar yaitu Malaysia.
Novel ini bercerita tentang kisah hidup seorang perempuan bernama Mariah. Mariah memiliki suami bernama Azhar dan seorang anak yaitu Sofyan. Di tengah kebahagiaan rumah tangganya, Mariah mendapat fitnah oleh keluarga Azhar. Azhar kemudian mengusir Mariah, dia sama sekali tidak bertabayyun kepada Mariah. Dia menelan mentah-mentah gosip murahan itu.
Mariah pergi meninggalkan rumah dan merantau ke Pulau Jawa. Disana Mariah bekerja pada seorang majikan hingga akhirnya dia bertemu dengan jodohnya yang bernama Yasin. Yasin dan Mariah menikah tapi ternyata Yasin bukan laki-laki baik. Mariah dan Yasin pun akhirnya bercerai. Sementara Azhar, dia menyesal sudah mengusir Mariah yang ternyata dia tidak bersalah sama sekali dan hanya menjadi korban fitnah keluarganya. Azhar berusaha mencari Mariah tapi tidak pernah berjumpa.

Mariah yang sudah bercerai dengan Yasin, mencoba mencari pekerjaan halal tapi akhirnya dia putus asa. Dia memilih dunia hitam dengan menjadi pelacur. Sementara itu Sofyan anaknya Mariah dan Azhar tumbuh menjadi laki-laki hebat. Dia menjadi seorang pengacara.
Mariah terlibat sebuah kasus kriminal, dia membunuh seorang laki-laki. Dan ternyata di pengadilan yang menjadi hakim pembelanya adalah Sofyan , anaknya sendiri. Azhar yang hadir menyaksikan Sofyan di pengadilan akhirnya melihat dan berjumpa dengan Mariah. Namun takdir berkata lain, Mariah meninggal sesaat sebelum hakim pengadilan memberi keputusan terhadap Mariah.
Naah, begitulah cerita novel terusir karya HAMKA. Sedih bener yaa kisahnya dari awal hingga akhir. Huhuhu, saya menangis membaca buku ini…Oh iya bukunya tipis yaa bisa dibaca sampai habis dalam sekali duduk.
2. Di Lembah Sungai Nil
Buku ini merupakan refleksi perjalanan Hamka ke negara Mesir. Dengan POV orang pertama yaitu saya, hamka bercerita tentang negara mesir mulai dari kehidupannya dan orang-orang yang ada disana. Hamka bertemu dnegan teman-temannya diantaranya adalah Zain. Zain adalah teman lamanya di Padang panjang saat mereka kecil.
Hamka berkunjung ke kantor kedutaan bersama pemuda pemuda Indonesia yang ada disana. Selain berkunjung ke Kedutaan mereka berkunjung ke tokoh-tokoh gerakan pemuda. Selian itu mereka akan berkunjung ke Al Azhar dan Fuad 1 University.
Hamka bercerita tentang Al Azhar secara rinci. Selain Al Azhar bercerita pula tentang Fuad 1 University. Saat kamu membaca bab ini maka pengetahuanmu tentang 2 universitas tersebut akan terbuka. Selain itu , sebenarnya Hamka ingin menemui sekretaris Liga Arab tapi tidak berhasil menemuinya karena sedang dalam perjalanan ke Amerika. Hamka bertemu dengan jurnalis Palestina juga disana. Wartawan Palestina tersebut sangat tajam penanya. Selain jurnalis tersebut , Hamka bertemu mufti besar palestina yaitu Said Ammin Husaini. Tenryata hamka menaruh perhatian khusus terhadap bangsa Palestina.

Selama di Mesir , Hamka juga memperhatikan masyarakat perempuan di Mesir. MAsyarakat perempuan di Mesir dibagi dalam 2 kelompok yaitu masyarakat tani dan masyarakat di Kairo sendiri. Ada perbedaan diantara kedua masyarakat ini. Masyarakat tani boleh keluar dan bekerja bersama suaminya. Namun perempuan disana bisa dijadikan gundik oleh masyarakat kalangan istimewa seperti pejabat desa. Sedangkan masyarakat kairo, peremuan disana terkurung tak boleh meihat wajah orang lain, kecuali suami dan mahramnya. Jika akan keluar mereka harus menutupi wajah dengan burqa dan kendaraan yang ditumpangi wajib ditutup. Anak perempuan tidak memiliki hak untuk memilih suami karena urusan ini adalah murni wewenang orang tua.
Tidak lupa, Hamka bercerita tentang Mesir yang kaya akan sejarah. Dia bercerita tentang Sungai nil dan Piramida serta masjid-masjid yang ada di Mesir sana. Tidak lupa juga berkeliling Kairo.
Sepuluh hari hamka mengunjungi Kairo banyak yang sudah dia kunjungi. Buku ini bukan sekadar catatan perjalanan, tetapi juga renungan intelektual dan spiritual, di mana Hamka mengajak pembaca melihat dunia dengan mata iman. Bagaimana keindahan alam dan kemajuan peradaban adalah tanda kebesaran Allah
3. Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck
Buku Fiksi karya HAMKA ini adalah salah satu buku yang diangkat ke layar lebar. Kisah ini terbit pertama kali tahun 1938 dalam bentuk cerita bersambung di majalah Pedoman Masyarakat asuhan HAMKA. Kisahnya langsung memperoleh perhatian dari masyarakat. Novel ini settingnya di kota Makassar, Minangkabau dan Surabaya.
Jadi kisah Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck menampilkan tokoh utama Zainuddin dan Hayati. Zainuddin lahir dan besar di Makassar. Sebenarnya ayah Zainuddin yang bernama Pangeran Sutan adalah orang Minangkabau, namun dia diusir dari ranah minang karena terlibat perdebatan harta warisan hingga menyebabkan kematian.mamaknya.
Kemudian Pangeran Sutan dipenjara, selepas bebas dia merantau ke Makassar. Disana dia menikah dengan gadis Makassar bernama Daeng Habibah. Namun, takdir membawanya menjadi yatim piatu setelah kedua orang tuanya meninggal. Zainuddin kecil kemudian diasuh oleh Mak Basae.
Beranjak dewasa, Zainuddin merantau ke Minangkabau tepatnya daerah Batipuh, kampung halaman asal ayahnya. Masyarakat Minangkabau menganut sistem kekerabatan berdasarkan garis keturunan ibu, yang disebut adat Matrilineal. Oleh karenanya kedatangan Zainuddin tidak begitu mendapat perhatian masyarakat Batipuh. Zainuddin dianggap tidak lagi memiliki darah Minangkabau karena memiliki ibu orang Makassar.
Zainuddin bertemu dengan Hayati dan mereka jatuh cinta. Tapi jalinan cintanya tidak mendapatkan restu keluarga Hayati. Hayati sangat mencintai Zainuddin, Hayati memberikan selempangnya dan berjanji akan setia pada Zainuddin. Akan tetapi, Hayati tidak kuasa melawan keinginan keluarga untuk menikah dengan Aziz. Laki-laki keturunan minang asli dan termasuk keluarga terpandang.

Zainuddin patah hati. Dia pergi ke Padang Panjang. Disana dia sakit dan akhirnya ada yang menagjaknya pergi ke Jawa. Dia pergi merantau ke Pulau Jawa. Di Pulau Jawa, Zainuddin menuju Batavia dan bekerja di perusahaan penerbitan. Zainuddin mendapat promosi jabatan dan pindah tugas di Surabaya. Di kota Surabaya ini akrisr Zainuddin melesat hingga akhirnya Zainuddin memiliki percetakan sendiri dan memiliki koran sendiri.
Tak disangka, Zainuddin kembali bertemu dengan Hayati yang mengikuti Aziz suaminya pindah kerja ke Surabaya. Oh iya, pada harian surat kabar miliknya, Zainuddin membuat cerita bersambung. Sebenarnya kisah dalam koran tersebut adalah kisah hidupnya. Zainuddin memiliki nama samaran Tuan Shabir dengan nama pena Z. Klub Anak Sumatera dimana Zainuddin juga aktif disana mengadakan pertunjukkan tonil lima babak karya pujangga Tuan Z. Akhirnya Hayati dan Aziz bertemu dengan Zainuddin.
Aziz dan Hayati rupanya kehidupan rumah tangga mereka tidak harmonis dan akhirnya berpisah. Hayati menemui Zainuddin mencoba menebus kesalahan di masa lalu. Tapi Zainuddin menolaknya. Zainuddin meminta Hayati pulang ke Padang. Namun, Hayati tidak pernah sampai ke Padang sebab Kapal Van Der Wijck yang dia tumpangi tenggelam. Zainuddin menyesal alang kepalang.
Zainuddin sangat terpukul dan menyadari bahwa cinta sejatinya hanyalah kenangan yang tidak mungkin terulang. Ia mengabadikan kisah cintanya dalam tulisan, simbol bahwa cinta dan penderitaan bisa melahirkan karya besar
Duuuh sedih lagi deh,,,buku fiksi karya HAMKA ini pun berujung kesedihan. Dalam buku novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck ini bertabur surat-surat yang ditulis oleh Hayati, Zainuddin, dan para tokoh yang ada di dalam buku.
Merantau ke Deli
Merantau ke Deli pertama kali terbit sebagai serial bersambung di Majalah Pedoman Masyarakat tahun 1939. Novel karangan HAMKA yang masih mengangkat tema adat istiadat Minangkabau. Sebuah pandangan bahwa laki-laki minang akan turun derajatnya bahkan tidak akan dianggap di masyarakat jika menikah dengan perempuan di luar minang.
Novel Merantau ke Deli banyak para sastrawan memandang sebagai karya sastra terbaik HAMKA. Dari sekian banyak buku fiksi karya HAMKA, hanya buku ini yang tidak diterbitkan dengan bahasa aslinya tanpa revisi maupun gubahan editor.
Merantau ke Deli berlatar belakang kisah di tanah Deli. Tanah Deli merupakan wilayah dimana para tenaga kontrak dari berbagai daerah di tanah air dipekerjakan sebagai tenaga kontrak di perkebunan Deli Sumatera Timur. Perkebunan tembakau ini adalah milik Jacobus Nienhuijs setelah dia mendapat tanah cuma-cuma dari Sultan Deli. Harga tembakau saat itu tinggi sehingga memancing banyak investor menanamkan modal disana. Akibatnya perkebunan tembakau di Deli membutuhkan banyak tenaga kontrak.
Latar kisah inilah, yang membuka jalan cerita HAMKA lewat tokoh Poniem dan Leman. Dua orang tokoh utama yang ada dalam novel ini. Poinem adalah perempuan Jawa yang datang ke Deli sebagai tenaga kontrak. Begitu pula dengan Leman, seorang laki-laki minang yang juga datang ke Deli sebagai tenaga kontrak. Mereka bertemu dan jatuh cinta lalu menikah.
Sebelumnya, Painem adalah perempuan piaraan mandor di perkebunan tembakau Deli. Dia ingin berubah menjadi perempuan biasa yang baik dan menjadi seorang istri. Akhirnya bertemu Leman yang sudah berjanji padanya akan mencintai Poinem hingga mati. Pinem percaya dan membiarkan dirinya dibawa Leman dan menikah dengannya
Mereka hidup bahagia, memiliki usaha maju dengan toko-toko besar plus pembantu setia. Namun, adat minang mengharuskan Leman menikah dengan wanita minang. Leman akhirnya meninggalkan Poinem dan menikahi mariatun seorang wanita Minang.
Akhir cerita kisah Merantau ke Deli mengisahkan cerita hidup Leman dan Mariatun yang sengsara dan Poinem serta suami barunya hidup bahagia serta kaya raya.
Sudah novel ke 4 nih buku fiksi karya HAMKA yang saya bahas dan semua berlatar belakang budaya minang. Betapa kampung halamannya memberi banyak inspirasi bagi HAMKA dalam menuliskan kisah-kisah indah cerita fiksinya. Novel ini juga diterbitkan di negara Malaysia.
Penutup
Setelah membaca empat buku karya HAMKA ini saya sampai pada kesimpulan bahwa ceritanya semua sediiih huhuhu 😭😭😭, berlatar budaya minangkabau dan mengangkat kisah percintaan. Pada uku Di Lembah Sungai Nil, saya seolah ikut serta dalam perjalanan Hamka menyusuri kota Kairo. Saya lanjutkan nanti yaa ulasan buku fiksi karya Hamka nya di bagian 2 artikel selanjutnya. Stay tune , Okee…
