“Srintil, Perempuan, dan Harga Diri di Tengah Arus Kekuasaan

Ronggeng dukuh paruk

Setelah selesai membaca buku ini, nafas saya tercekat. Rasanya hati sanubari saya bergetar oleh perasaan yang berkecamuk. Saya seolah terbawa ke dalam kisah kehidupan di zaman tahun 1965, saat sang tokoh utama Srintil dan Rasus melalui kisah hidup mereka. 

Novel karya Ahmad Tohari ini termasuk dalam genre novel sejarah. Dengan latar setting tempat di sebuah pedusunan paruk daerah Banyumas. Seorang tokoh utama hidup dalam budaya setempat yang begitu mengagungkan tokoh ronggeng dalam kehidupan masyarakatnya.

Yaa, sebuah Novel yang berjudul Ronggeng Dukuh Paruk. Sebuah Review buku Ronggeng Dukuh Paruk: Perjalanan cinta Srintil di tengah budaya sosial Pedukuhan Paruk. Saya memiliki buku yang edisi terbitan tahun 2003, jadi bukunya sudah lama yaa. Tapi, sekarang diterbitkan ulang koq oleh Gramedia, jadi kamu bisa membaca edisi cetakan terbarunya juga.

Sinopsis Buku Ronggeng Dukuh Paruk

Ronggeng Bukan Hanya Sekedar Profesi

    Sebuah kisah di Pedukuhan Paruk tentang seorang perempuan yang bernama Srintil. Kisah Srintil tidak bisa dilepaskan dari kisah masa lalu di pedukuhan Paruk ini. Dukuh Paruk sebuah desa kecil yang hanya terdiri dari 23 rumah sangat menghormati profesi ronggeng. Bagi mereka ronggeng adalah titisan roh. 

    Tokoh-tokoh dalam buku Ronggeng Dukuh Paruk adalah Srintil, Rasus (laki-laki yang dicintai Srintil sepenuh hati), Sakarya (kakek Srintil yang merawatnya sejak bayi), Kartaredja dan istrinya( Sang dukun Ronggeng Dukuh Paruk). 

    Srintil sudah yatim piatu sejak berusia 5 bulan. Ayah dan ibunya adalah penjual tempe bongkrek. Saat itu tahun 1946 ketika sebuah tragedi terjadi. Ada 18 warga Dukuh Paruk meninggal karena keracunan tempe bongkrek termasuk ayah dan ibu Srintil yang ikut memakan tempe. Mereka berdua tadinya hendak membuktikan bahwa tempe mereka aman dan sehat namun ternyata ikut meninggal. 

    Kejadian ini sungguh membekas di semua penduduk Dukuh Paruk. Sejak kejadian tersebut ronggeng mati di Dukuh Paruk. Tidak ada pagelaran ronggeng dan tidak ada satu pun wanita menjadi ronggeng. Ki Secamenggala moyang mereka sepertinya sudah merindukan hadirnya seorang ronggeng disana.

    Ronggeng Dukuh Paruk adalah sebuah kisah yang dituturkan oleh Rasus sebagai POV orang pertama. Sebelas tahun kemudian saat Srintil berusia 11 tahun dan Rasus 14 tahun, Srintil tumbuh menjadi seorang Ronggeng yang dipuja bagai dewa. Bahkan wanita di Dukuh Paruk akan sangat bangga jika suaminya menyentuh ronggeng.

    Mereka percaya hal itu sebagai pembuktian jika para suaminya seorang pejantan tangguh. Aneh tapi nyata, begitulah adat istiadat di Dukuh Paruk.Srintil dimandikan di makam Ki Secamenggala sebagai awal ritual yang harus dilaluinya sebagai ronggeng. 

    Bagi mereka ronggeng bukan hanya sekedar pertunjukkan, namun sebuah persembahan untuk roh leluhur yang harus dipertahankan. Mereka percaya keselamatan hidup warga desa akan lestari saat mereka mempertahankan tradisi ini. Penari ronggeng adalah titisan roh leluhur yang harus dihormati. Srintil, takluk pada kuasa budaya di desanya Desa Dukuh Paruk. Indang Ronggeng sudah memilih Srintil, suka atau tidak suka Srintil menjadi ronggeng. 

    Cinta Srintil Pada Rasus

      Rasus pada awalnya begitu mengagumi dan mencintai Srintil. Namun keadaan yang membuatnya menyerahkan Srintil pada sang waktu. Dia tidak sanggup melihat Srintil menjadi ronggeng dan dijamah oleh banyak laki-laki, hati kecilnya memberontak. Biarlah Srintil menjadi ronggeng dan dia pergi meninggalkan Srintil. Rasus pergi meninggalkan Dukuh Paruk menuju Dawuan. 

      Kepergian Rasus menjadi pukulan luar biasa bagi Srintil. Srintil patah hati berat. Bagi Srintil , Rasus adalah pujaan hatinya. Tubuh Srintil boleh dijamah oleh banyak laki-laki tapi hati dan cintanya hanya untuk Rasus. Tak ada satu pun yang tahu, kalau sebenarnya bukan laki-laki yang menemaninya saat Bukak Klambu yang sudah merenggut kegadisan Srintil. 

      Namun, Srintil menyerahkannya pada Rasus sebelum upacara Bukak Klambu tersebut berlangsung. Srintil menyerahkan kegadisannya dengan sepenuh cinta dan keikhlasan pada Rasus. Rasus adalah pemilik hati Srintil sebenarnya. Tubuh boleh dijamah oleh banyak laki-laki namun hatinya setia pada Rasus.  

      Pertemuan Tak Terduga

        Rasus sudah menjadi tentara sekarang. Saat Rasus di Dawuan dia diajak oleh Kapten Lamet menjadi tentara. Rasus bertugas menghalau perampokan yang banyak terjadi di desa-desa pada saat itu. Tak terkecuali di Pedukuhan Paruk tempat Srintil tinggal. Adalah sang waktu yang mempertemukan mereka kembali. Tempat tinggal Kertajaya dan Nyai Kertajaya istrinya menjadi sasaran perampokan. Mereka merampok perhiasan Srintil. 

        Pada saat bersamaan datanglah tentara menyelamatkan Pedukuhan Paruk dari perampokan. Srintil diselamatkan oleh Rasus. Rasus membawa Srintil ke rumah neneknya. Mereka tinggal disana beberapa hari. Srintil serasa hidup kembali, dia melayani Rasus sepenuh hati seperti kepada suaminya sendiri. Entah apa yang terjadi di malam-malam saat mereka bersama karena Srintil begitu bahagia.

        Namun, Rasus memutuskan untuk meninggalkan Srintil. Dia menyerahkan Srintil pada Ronggeng dan Dukuh Paruk. Rasus tidak mungkin menikahi Srintil karena dia seorang ronggeng. Srintil kembali patah hati dengan kepedihan yang berlipat lipat dibandingkan saat dia ditinggal sebelumnya. 

        Srintil dan Keteguhannya

          Sejak saat itu hidup Srintil berubah. Dia bukan lagi ronggeng penurut dan mau saja mengikuti perintah-perintah Nyai Kertaredja. Srintil berubah menjadi sosok wanita lembut namun pemberontak. 

          Dia tidak lagi mengijinkan siapapun menjamah tubuhnya. Dia menyadari ronggeng hanyalah sebuah kamuflase pada sebuah eksploitasi atas dirinya untuk kesenangan Kartaredja sang dukun ronggeng. Ronggeng baginya adalah sebuah dunia prostitusi terselubung. Dan ini yang membuat Rasus mati kutu dengan perasaannya pada Srintil. 

          Kesedihannya berdampak panjang. Srintil mengalami sakit dalam waktu cukup lama. Srintil tidak mau lagi menari, Srintil tidak mau lagi melayani laki-laki yang datang pada Nyi Kertaredja. Sebuah penghinaan maha dahsyat dilontarkan Nyi Kertaredja pada Srintil. 

          “Tobas,,,toblas,,! Kamu ini bagaimana Srintil? Kamu menampik Pak Marsusi. Itu pongah namanya. Kamu memang punya harta sekarang. Tapi jangan lupa anak siapa kamu sebenarnya. Kamu adalah anak Santayib! Orang tuamu tidak lebih dari penjual tempe bongkrek. Bapak dan emakmu mati termakan racun! Kau seorang ronggeng dan Sundal!” (p.152)

          Srintil adalah seorang perempuan biasa, dia punya hati dan perasaan. Nyi Kertaredja dan suaminya benar-benar mengeksploitasi Srintil demi lembaran uang dan harta. Srintil tak mampu melawan, namun akhirnya kesedihan ditinggal Rasus mampu membangkitkan keberaniannya. 

          Saat Badai Itu Datang

            Namun, apalah daya Srintil, dia tidak bisa melawan arus kekuasaan orang-orang yang mengendalikannya atas nama kesakralan roh nenek moyang. Akhirnya Srintil kembali turun ke panggung pertunjukan Ronggeng. Saat itu Srintil padahal sudah pamit pulang ke rumah neneknya bersama Goder anaknya Tampi, bayi yang diasuhnya sejak kecil. 

            Tahun 1964 saat musim kemarau panjang, datang seorang laki-laki bernama Bakar. Dia adalah orang partai dan meminta Srintil menari di acara Agustusan partainya. Namun, ada yang tidak sreg sebenarnya dalam hati Srintil karena kesenian ini tidak boleh disebut ronggeng namun dinamai olehnya sebagai kesenian rakyat dan Pa Bakar melarang Nyai kertaredja membakar kemejan dan sesaji. Sebuah larangan yang sangat melanggar adat leluhur Dukuh Paruk.  

            Pertunjukan ronggeng sudah kehilangan esensinya, yang ada hanyalah sebuah pertunjukan seni bermuatan politik. Dukuh Paruk tak mau dinodai dengan keinginan-keinginan politik. Dari sinilah awal mula hidup Srintil berubah. Dengan Srintil menari di kegiatan partai tersebut, Saat pecah peristiwa G30S PKI Srintil ditahan , dipenjara dengan tuduhan ikut gerakan komunis. Sebuah tuduhan yang membuat hidup Srintil berubah 180 derajat. Saat itu usianya 20 tahun.

            Srintil ditahan selama 2 tahun. Dan selama masa penahanannya Srintil menjadi korban kekerasan seksual para polisi dan tentara yang berkuasa di tahanan. Srintil  jadi pemuas nafsu  mereka. Sungguh malang nasib Srintil. Pengalaman hidup pedih ini menjadi luka dan trauma yang dalam baginya. Hidup memang tak pernah bisa memberi keadilan dan penghormatan kepadanya. Srintil tak berdaya pada kekuasaan yang menelikungnya. Apalah daya dia hanya seorang tahanan wanita. 

            Berbarengan dengan ditahannya Srintil, rumah Pa Bakar dan Desa Dukuh Paruk ada yang membakar. Dukuh Paruk habis dilalap api. 

            Kisah Rasus dan cintanya Kepada Dukuh Paruk

            Saat Srintil sedang menjalani masa tahanan, Rasus yang sudah menjadi tentara memutuskan untuk pulang kampung menengok neneknya. Namun saat menengok neneknya justru yang dia dapati adalah menyaksikan kematiannya. Rasus, akhirnya tahu juga dari kakeknya Srintil yaitu Sukarya bahwa Srintil sedang dipenjara. Kakek Sukarya meminta Rasus untuk mencari Srintil dan menemuinya. 

            Rasus menuruti permintaan Sukarya dan akhirnya dia menemukan Srintil dipenjara di kota Eling-eling. Mereka sempat bertemu namun tak satu patah kata pun terucap dari bibir mereka berdua. Semua kalimat yang hendak diutarakan semuanya hanya berlompatan di kepala tanpa sempat terucapkan. 

            Akhir Kisah Yang Tak Terduga

            Srintil akhirnya keluar penjara dan dia wajib lapor selama 1 tahun. Selepas dari penjara, Srintil tidak berubah tetap cantik dan memesona. Hingga ada beberapa laki-laki yang mendekatinya. Diantaranya Marsusi yang sudah mendekati Srintil dari sejak sebelum dipenjara, Tamir dan Bajus. Bajus inilah laki-laki terakhir yang sempat dekat dengan Srintil. Kebaikan dan sopannya Bajus terhadap Srintil hampir mampu meluluhkan Srintil dan mulai bisa melupakan Rasus. 

            Namun ternyata, dia pun sama saja dengan laki-laki lainnya yang hanya memanfaatkan tubuh Srintil untuk kesenangan dan keuntungannya sendiri. Bajus menumbalkan Srintil kepada bos nya agar projek besarnya mulus bisa dia ambil. Padahal Srintil sudah berteguh hati tak akan mengizinkan laki-laki manapun menjamahnya. Dia ingin menjadi seorang perempuan baik-baik. Dunia ronggeng ingin dia tinggalkan sepenuhnya. 

            Srintil syok meskipun akhirnya dia terhindar dari kejadian terlaknat tersebut. Tapi dia tak sanggup menanggung beratnya beban luka batin dan penderitaan hidup. 

            Pesan yang Terkandung Dalam Buku Ronggeng Dukuh Paruk

            Srintil, perempuan dan harga diri di tengah arus kekuasaan, mungkin itu kata-kata yang pas saya sematkan pada kehidupannya. Srintil sayang, Srintil Malang. Jiwanya tak kuat menanggung semua beban derita yang menghampirinya. Dari kecil dia dipaksa menjadi ronggeng dan harus menuruti kata-kata inangnya.

            Srintil menjelang remaja jatuh hati kepada Rasus namun ditinggalkan begitu saja, Rasus lebih memilih dunia tentara daripada memilih Srintil sebagai teman hidupnya. Sebenarnya Rasus dihadapkan pada 2 pilihan sulit dan akhirnya dia memilih dunia tentara.

            Lalu Srintil dipenjara karena sebuah kesalahan yang tak pernah dia lakukan, saat hendak berteguh hati menjadi perempuan bermartabat dia kembali dipertemukan dengan beberapa laki-laki tak tau diri. Sungguh berat hidup Srintil. 

            Namun, dari buku ini juga saya mendapat banyak pelajaran tentang kesetiaan cinta meski raga banyak terjamah tapi hati tetap terikat pada satu nama. Serang perempuan yang mencoba tegar  dan kuat di tengah terpaan ujian dan cobaan serta cibiran dari masyarakat di sekitarnya terhadap statusnya yang mantan tahanan politik.

            Usaha kerasnya yang ingin melepaskan diri dari kehidupan ronggeng yang sangat membebani dirinya. Keteguhannya menolak dan menghindar dari godaan laki-laki kurang ajar. Srintil yang gagah berani menyuarakan prinsip prinsip hidupnya dan membela Dukuh Paruk saat masa genting tahun 1965 itu datang. 

            Srintil ingin menjadi seorang perempuan kebanyakan, inilah yang ingin digapai oleh Srintil sampai kepada hal yang sekecil-kecilnya. (p.327)

            Maka tugas seorang istri lebih mulia daripada tugas seorang ronggeng. (p.328)

            Penutup

            Bagaimana Akhir kisah hidup Srintil? Akan kah dia menemukan kebahagiaan? Apakah Rasus akan kembali untuk menyambut cintanya? Apakah sebenarnya Rasus mencintai Srintil? Yuuk temukan jawabannya di buku Ronggeng Dukuh Paruk, jangan lupa membaca bukunya yaa. Seruuu abis…

            Recommended Articles

            Leave a Reply

            Your email address will not be published. Required fields are marked *